Senin, 29 September 2008

Ikhtisab

8 Maret 2008
Ihtisab Plagiat
Aku bukan apa atau siapa karena aku hanya seorang sampah yang harus di buang. Karena itu, wajar bila orang-orang hingga diriku sendiri membuangku. Why?
Tiap manusia punya sisi baik dan buruk. Hitam dan putih. Gelap dan Terang. Telah ku bunuh sisi baikku dan ku kuatkan sisi gelapku. Mungkin aku adalah jiwa terkejam yang pernah ada karena aku orang yang telah menyiksa dan membunuh diriku sendiri. Aku yang jahat (aku tak mau menuduh ini sebagai ulah setan) takut pada diriku sendiri hingga aku takut ngaji, takut amalan, takut ibadah. Aku merasa semakin aku tahu ilmu, aku semakin tak terkendali dan semakin berbahaya. Karena itu aku lebih baik dibuang. Ketakutanku pada diriku sendiri seperti ketakutan vampir pada cahaya matahari. Aku takut melebur dalam cahaya. Aku takut pada cahayaku sendiri. Aku takut pada ”Aku” dalam nuraniku. Aku takut pada ”Aku” yang tak pernah lepas dariku. Aku takut pada ”Aku” yang selalu menasehatiku, mana yang baik dan mana yang buruk, namun tak pernah ku hiraukan. Aku takut ”Aku” muncul dan merebut posisiku.
Namun, aku bersyukur juga karena diriku yang satu ini tak mau melukai dan menyakiti orang lain. Bahkan aku merasa nyaman menjadi diriku yang satu ini. Kedamaian yang ku rasa karena tak ada yang peduli siapa aku sebenarnya dan aku tak perlu melihat wajah orang-orang yang pura-pura bersikap manis di depanku. Yah, walau terkadang ku merasa kesal karena kebodohanku ini.
Hitam dan putih, itulah aku orang yang tak punya kepribadian. Walau artinya sama ’munafik’ tapi aku lebih suka dianggap ’ambivalent’. Orang yang punya kepribadian yang sangat bertolak belakang. Di sini mungkin orang mengangapku ’anak baik’ yang gak neko-neko. Tapi sebenarnya aku adalah seorang penjahat, bajingan, lonthe, genthone, sampah masyarakat.
Aku tahu bila tak sepantasnya aku berada disini. Karena ku hanya orang hina yang bodoh dan tak tahu diri. Apalah artinya aku, aku ibarat kotoran anjing! Tai kucing! Ku hanya pelacur yang tak punya harga diri. (Padahal budak-budak di Arab pun punya harga sendiri-sendiri.) Pelacur yang sebenarnya pun punya harga diri. Pelacur semalam rata-rata melacur lima kali. Tapi tukang ngrasani lebih buruk dari 40 kali melacur. Tukang fitnah yang lebih kejam dan sadis dari pada pembunuh berdarah dingin. Bahkan lebih kanibal dan tidak manusiawi. Masih lebih baik Sumanto yang hanya makan beberapa daging manusia.
Namun siapapun aku, walaupun aku belum bisa jadi santri, aku bersyukur. Bisa berada disini bagiku adalah suatu keajaiban, hidayah dari Allah, anugrah yang tak terkira. Ku berharap semoga aku bisa istiqomah di sini. Amin!



14 Mei 2008
Thanks a lot My Friend

Dengan segenap hati aku membencimu
Karena sikapmu yang terkadang menyebalkan
Dengan segenap hati pula aku mencintamu
Beserta seluruh kekurangan dan kenakalanmu
Inginku melupakanmu
Karena ku tak mungkin memilikimu
Namun tak sanggup aku
Karena kau lah satu-satunya orang yang percaya padaku di saat tiada orang mempercayaiku
Kau pula yang ajarkanku hidup
Kau lah yang kenalkanku pada cinta
Juga nafsu ....
Ku tak tahu, mana jalan yang harus ku pilih
Ingin ku peluk dirimu yang rapuh
Ingin ku sandarkan kepalamu yang lelah
Ingin ku tampar wajahmu yang selalu tertawa,sok kuat!
Ingin ku kecup keningmu yang penat
Ingin ku temani langkah-langkahmu yang berat

Namun...
Ku hanya bisa terpaku diam dihadapanmu
Tak tersisa keberanian dalam hatiku
Ya, ku takut padamu ...
Ku takut mengganggumu
Ku takut bila keberadaanku justru kan membebanimu
Ku takut merepotkanmu
Ku takut menghalangi langkahmu
By: Odite

14 Mei 2008
Pantaskah Aku
Ya’ ...
Apa pantas Palupi mengakuiku?
Palupi kuat dan dia juga gak cengeng ...

Begug ...
Apa pantas ku jadi cucumu?
Ku tak se-pandai kakak-kakak ku ...

Ms. Nono ...
Po pantes aku ngaji karo Njenengan?
Ku begitu pemalas dan ceroboh ...

Mbah Dim ...
Po pantes ku dadi turunanmu?
Ku sering banget murtadz dan ma’siat ...

Abah ...
Tak ingin ku kotori taanganmu
Dengan segala ketakaburanku ...

Ibu Bumi ...
Aku bukan Michael yang gak butuh makan dan gak punya nafsu ...

Beib Hamid ...
Maaf, bila ku mengecewakanmu!

I luv U all

14 Juli 2008
Senin Siang

Kini ku sadar
Bahwa
Tanpa diriku pun kau bisa hidup bahagia
Ku bukan matahari bagimu
Ku hanya sebuah mainan bagimu
Diantara sekian banyak mainan milikmu
Ku tahu itu, namun entah mengapa ku menikmati hal itu
Tak peduli akan perasaanmu …
Diriku yang egois, slalu ingin bersamamu.
Diriku yang sadar tak mungkin memilikimu …
Diriku yang lemah dan ingin selalu bersandar padamu …
Diriku yang selalu merindukanmu
Adakah rasa rindumu untukku? Hahaha … bercanda!

Jika keberadaanku selama ini mengganggumu …
Jika keberadaanku selama ini hanya kan menghambat langkahmu …
Biar ku pergi dari sisimu …
Walau berat, kan ku jalani hidupku tanpamu disisiku …
Karena biasanya pun begitu … sebelum ku mengenalmu …
Kau yang tak pernah ada saat ku benar-benar butuh dukunganmu …

Jika selama ini aku hanya bisa menyusahkanmu, maafkan aku!
Ku tak janji, tapi kan ku coba
Ku takkan lagi perlihatkan kesusahanku didepanmu …
Kan ku rahasiakan kesedihanku darimu …
Kan ku buat dirimu tak pernah sadari rasaku …
Biar ku hapus sendiri air mataku …
Biar ku hibur sendiri diriku …
Biar ku pegang sendiri kepalaku …
Biar ku peluk sendiri bahuku …
Biar ku sandarkan tubuhku yang lemah ini pada tembok yang selalu diam …
Biar ku benamkan wajah sayuku pada bantal yang tak pernah protes …
Biar ku sembunyikan jeritku dalam tawa …
Biar ku obati sendiri sakit hatiku …

Ya, seperti yang kau bilang …
Ku anak yang kuat!
Aku pasti masih bisa bangun lagi tiap kali ku jatuh
Biar ku jatuh kecebur dan ketiban tangga, ku akan tetap bangun dan bangun lagi …

Maaf bila selama ini aku terlalu mengandalkanmu
Terlalu mengandalkanmu
Saat ini ku berpikir aku terlalu bergantung pada fasilitas dan prioritasmu
Itulah kesalahan terbesarku
Padahal Abah selalu bilang “Jangan sekali-kali kau bergantung pada fasilitas dan prioritas! Atau kau akan tergantung pada fasilitas dan prioritas.”
Padahal aku tahu bahwa tak mungkin selamanya aku bergantung pada kamu
Ku sadar akan takdir dan tanggung jawabmu …
Terima kasih telah mau menemani dan melindungi pengembaraanku yang singkat ini …
(di sadur dari ketikan Kamis, 7 Juni 2007)

Ingin ku ucapkan ”Terima kasih untuk cinta yang PERNAH kau ajarkan padaku! Telah kau selesaikan tugasmu dengan indah! Terima kasih untuk kerinduan yang kau tanamkan! Terima kasih tlah kau pertemukan aku dengan Papa dan ... maaf atas keterlambatanku untuk menyadari semua”

11 Desember 2007
Ketika ku terjaga dari mimpiku ...
Ku tersadar ...
Akan kesalahan yang telah ku perbuat
Ku tahu bahwa dia butuh aku
Padahal dulu ku yang selalu merepotkannya
Tapi sekarang aku selalu menghindar
Dan bahkan mencoba tuk melupakan nya

Hilanglah sudah kesempatan terakhirku.
Entah mengapa ku benar-benar merasa kehilangan.
Tak ada lagi tangan yang memegang kepalaku tuk memberi kesejukan.
Tak ada lagi dada lapang yang selalu dapat menampung segala kesedihan.
Tak ada lagi senyum jahil yang menghapus air mataku.
Tak ada lagi detak jantung yang menenangkanku.
Tak ada lagi pelukan yang menopangku disaat lemahku.
Gak ada lagi ati ka’bah buat gue...

Saat Ms. Nono dulu bertanya ”Bagaimana kamu bisa memiliki juka kamu tak pernah merasa kehilangan?”
Ku berpikir bahwa ”Tiap aku kehilangan, ku selalu yakin bahwa Tuhan dah nyiapin pengganti yang lebih baik buat aku”.
Kini, ku akan jawab dengan optimis ”Bagaimana ku bisa merasa kehilangan? Jika ku tak pernah merasa memiliki? Bagaimana ku bisa memiliki? Jika ku tahu bahwa semua ini hanyalah titipan?! Bagaimana ku tahu apa itu cinta? Jika ku tahu bahwa cinta itu kewajiban? Tugas yang harus dikerjakan!”

Namun, kini ku berpikir...
Bagaimana Tuhan mau mengganti dengan yang lebih baik juka yang ku sia-siakan itu adalah yang terbaik?

Benarkah? Bahwa aku yakin bila apa yang ku terima hari ini adalah yang terbaik untukku saat ini? Jika iya, mengapa pula aku membuangnya?

Betapa kejinya aku ya?
Setelah dia ku repotkan dengan berbagai hal, pekerjaan, dan tanggung jawab, lalu ku tinggalkan begitu saja tanpa rasa ”terima kasih”?

Bolehlah Sesepuh bilang ”Mungkin ini pelajaran buat Arya’! Dia kan dah biasa nolong orang tanpa pamrih, patah hati ama cewek...”
”Tapi mungkin akulah yang paling menyakitka baginya...Anggap saja ini pelajaran buat aku agar bisa menjaga apa yang ku miliki.”
Dulu Arya’ selalu ada buatku disaat aku butuh. Tapi kini aku tak bisa selalu ada disaat dia butuh. Pantaslah bila para Sesepuh mengingatkanku (marahin padaku). Karena aku dah terlalu jahat sama Suhu...dan gak bisa ”manut”.





4 September 2006

Apa yang ku nanti dalam hidupku?
Waktu yang berlalu takkan berhenti
Semakin lama semakin mengikisku
Ku tak mengerti
Biarpun jiwaku menanti
Merintih..menangis..terluka
Biarpun ku tahu semua ini sia-sia
Mengapa masih ku mencintanya?
Mengharapnya..merindunya

Dalam pengasinganku ini
Ku tak mengerti
Haruskah ku menanti waktuku hingga 10 tahun lagi?
Ataukan ku paksakan kembali?
Apa gerangan yang membuatku bimbang dalam mengambil keputusan?
Mengapa kakiku terasa berat tuk melangkah
Mengapa bibirku terasa kering tuk tersenyum
Suaraku tak pula keluar tuk sekedar merintih
Hatiku yang sakit
Jiwaku yang hancur
Akankah kembali?
Lalu, apa sebenarnya yang menahanku tuk hidup?
Apa yang telah membuatku tetap bertahan?
Harunya ku tlah mati setengah tahun yang lalu
Tapi, mengapa ku masih disini?
Percumakah ku pertahankan badan ini?

salahkah aku mencintaimu

Salahkah aku Mencintaimu
Mencintaimu
Membuatku merasa kecil ...
Bagai titik elektron yang mengembara ...
Mencarai atom untuk bersandar ...
Namun, semua atom terlihat kosong dimataku ...
Hatiku dipenuhi kerinduan

Namun, tak dapat ku ungkapkan ...
Merindukan waktu-waktu yang indah bersamamu
Merindukan ketenangan disampingmu...
Bagai padang pasir merindukan hujan ...
Hatiku mulai membeku dalam kehampaan
Keputus-asaanku mencari kegelapan yang hilang
Bosan akan silaunya cahaya yang gemerlapan
Mencari kegelapan yang menenangkan
Yang dapat mengantarkanku pada kesunyian
Kegalauan dan kebimbangan ...
Membuatku ingin selalu melarikan diri...

Salahkah aku jika
Ku rindukan kegelapan
Ku rindukan keteduhan
Ku rindukan keinginan
Ku rindukan kesejukan ...dalam misbah

Mengapa ku harus malu menemui kekasihku
Mengapa ku malu dengan kekotoranku
Mengapa ku malu dengan kepapaanku

Dengan ketidak berdayaanku
Ku rindukan waktuku bersamamu
Wahai kekasihku...

Tak peduli semua meremehkanku
Tak peduli akan kebodohanku
Biarlah orang mencaci kelacuranku
Biarpun kau akui kemunafikanku
Asal aku bisa disisimu selalu...
By: Palupi

To My Habibi

26 Mei 2008
To My Habibi
Bib, how are you now?
Lama aku tak mendengar cerita dan kabar darimu … tentangmu …
aku yang menjauh darimu.
Karena aku merasa tak pantas menjadi temanmu.

Engkau bintang yang begitu indah yang selalu bersinar dihatiku...
Ku harap kau mengerti bahwa aku berbeda denganmu
Aku bukan bintang sepertimu
Kau terlalu tinggi bagiku dan kau tahu itu.
Banyak orang yang mendamba dan membutuhkanmu
Takut aku mengganggu langkahmu.
Takut aku menghalangi sinarmu

Memang salahku yang selalu menyangkal akan sinarku
Aku yang selalu beralasan tuk menghindarimu
Yah, kau yang tak butuh orang yang pandai beralasan
Walau ku tahu, betapa aku membutuhkanmu
Di setiap waktu lemahku, inginku ada di sampingmu

Namun, cukup bagiku sekedar memandangmu
Dari jauh ku hanya bisa berharap agar sinarmu tak semu
Tuk selalu memberiku cahaya disaat gelapku
Hilang awan kelabu dihatiku cukup dengan seulas senyummu
Tak perlu lagi kau peluk aku disaat ku menangis
Tak perlu lagi kau usap kepalaku saat aku sedih
Tak perlu kau pinjamkan dadamu yang lapang saat aku lemah
Cukup dengan memandangmu sakit hatiku tlah terobati
Cukup ku tahu bahwa dirimu baik-baik saja aku sudah tenang

Benarkah begitu?!

Itulah awalnya yang ku pikirkan terbaik untukku
Namun, ternyata aku memang membutuhkanmu
Ternyata aku lemah tanpamu
Aku sakit bila jauh darimu
Hatiku kering tanpa cintamu

Tiada waktuku berlalu tanpa memikirkanmu
Dalam benakku selalu berpikir tuk selalu temani langkahmu
Bukan...bukan aku yang temani langkahmu...tapi ku ingin dirimu selalu membimbing setiap langkahku
Agar ku tak tersesat
Agar ku tak pernah jauh darimu
Tapi, siapa aku? Bagimu?
Tak apakah bila ku menjadi salah satu teman dalam perjalanan hidupmu yang panjang?

Aku tahu, bahwa ku telah kehilangan kepercayaanmu.
Engkau yang mempercayaiku disaat semua orang tak ada yang percaya padaku
Engkau adalah orang yang menemukanku disaat ku tersesat
Engkau yang memungutku disaat diriku sendiri membuangku
Engkau yang menolongku hingga ku dapat melangkah lagi
Kini, ku jatuh disaat ku meninggalkanmu
Akankah kau menerimaku kembali?
Walau ku telah banyak mengecewakanmu
Akankah kau bantu aku tuk berdiri lagi?
Akankah kau terima maafku? Atas kesalahan yang ku ulangi tuk kesekian kalinya
Apakah ku bisa dapatkan hatimu kembali?

Ku sadari kesalahanku sangat fatal
Hingga berat bagimu tuk mempercayaiku kembali

about Ikhlas

15 Januari 2008
What is the meaning of ikhlas?

Percuma rasanya aku ngaji kalau sampe sekarang ku tak tahu makna ketulusan cinta... keikhlasan ... dan menikmati cinta (baca: bersyukur)...
Padahal Abah selalu berpesan:
”Jangan pernah kau anggap sesuatu yang rutin itu rutinitas!”
”Jangan menganggap sholat itu beban! Jangan anggap sholat itu kewajiban! Karena sholat itu hak! Sholat itu kehormatan! Suatu kemuliaan!”

”Nek ibadah iku sing ikhlas!”

Ikhlas itu lillahita’ala

La haula wa la quwwata ila billah

Nastainu iyyaka, na’budu iyyaka

So?

Gimana bisa ikhlas kalo’ ikhlas itu ”Gur sak dermo nglakoni”. Krono Gusti Allah. Padahal kan memang tak ada daya dan kekuatan kecuali karena izin Allah!
Padahal kita bisa ikhlas ibadah pun sebenarnya karena pertolongan/izin Allah!

What is the meaning of ikhlas?
Nrimo รณ Pasrah?
<+> Brarti gak punya harga diri donk?
<-> Buat apa harga diri di hadapan Tuhan?
<+> Masalahnya kalo’ sama manusianya!
<-> Ingat! Manusia pun bisa begitu karena Allah

”Moggo kerso...” => Tapi kok kepekso!
”Lillahi ta’ala!” => Tapi kok tanpo doyo!
”Gur sak dermo nglampahi.” => Tapi kok koyo ngresula
Apa itu ikhlas?

Bagaimana kalau memandang ikhlas itu sebagai hak? Suatu kehormatan? Sesuatu yang patut diterima? Suatu kesempatan?


Ku bersyukur. Setidaknya, walau dulu ku belum mengerti... Namun, ku selalu mencoba tuk bahagia dengan tugas dan kewajibanku ... mencoba menganggapnya sebagai kesempatan yang menyenangkan. Tapi terkadang ngrundel juga ding!

Kalo kita mulai bicara soal ikhlas ...
temanku bilang ”Ikhlas itu terikat konsep ruang dan waktu” ... So, what gitu! Gimana bisa?
Kata pak Asnuri “Mana yang lebih baik? Sodaqoh 1000 tapi ikhlas apa sodaqoh 50rb tapi gak ikhlas?! Sodaqoh 1000 sing nrimo nggrundel, tapi sodaqoh 50rb sing nompo seneng! Padahal gawe seneng wong iku ibadah! Dadi sing ditompo sing 50rb”

Iya sich!
Kalo kita mikir “tanpa pamrih” gak mungkin! (mungkin, tapi susah) Tetep aja kita pengen pamrih! Rak ketang pingin pahala – surga – akhirat!
Iya, nek surga – neraka itu benar ada!
Jadi, kalo surga – neraka itu gak ada kita gak mau ibadah – ikhlas, gitu?

Aku gak mau munafik
Aku khidmah ma guru karena gue pengen dapat barokahe ilmu.
Aku makan barokahe ngaji karena gue pingin ngurangi rasa ketakaburan di hati ku. Yang rasanya gak tergoyahkan. Rasanya seperti nyuci gombal mukiyo mukidin! Susah banget!
Aku khidmah pada Guru karena ilmunya dan kasih sayangnya.



What’s the meaning of Ikhlas?

Ikhlas tidak bisa lepas dari Syukur. Sebab keikhlasan itu sendiri merupakan aktualisasi diri dari rasa syukur.
Dalam kitab Sho’abul Iman, syukur yang sempurna itu merupakan kumpulan dari 3 hal:
Tahu dan mengerti bahwa ni’mat itu dari Allah.
Bahagia atas ni’mat itu.
Mentasarufkan ni’mat tersebut kepada sesuatu yang diridhoi Allah.

Ikhlas itu salah satu bentuk dari syukur. Mensyukuri segala apa yang diberikan oleh Allah itu wajib! Padahal Allah tidak selalu memberi apa yang kita inginkan, tapi apa yang terbaik buat kita. Sehingga tak ada yang namanya ”musibah”, karena musibah itu sendiri merupakan salah saru bentuk ni’mat dari Allah. Sehingga Abah selalu berpesan ”Apa yang kau terima hari ini itulah yang terbaik untukmu saat ini dari Allah”.
Dalam hal ini, di dunia tak ada yang namanya ”kemarahan” Tuhan. Sebab semuanya ini adalah bentuk cinta Allah. Cinta tak selalu tersenyum. Ku marah karena cinta! Ku acuh karena cinta! Ku cuek karena percaya!
Katanya:
ikhlas itu tanpa pamrih? Tapi kok “ingin” dapat pahala?
Ikhlas itu gak perhitungan? Tapi kok masih di ingat-ingat?
Ikhlas itu segalanya kan diberikan? Tapi kok ada yang diumpetin?!
Ikhlas itu percaya? Tapi kok masih khawatir masa depan?

Mungkin karena itu, Prof. Damardjati mengajarkan kita tentang aqidah nol (”0”)
Jika ikhlas itu pasrah, tawakal itu harus ba’da ihtiar. Padahal dalam Islam beda istilah, beda arti, tak bisa disamakan.
Jika ikhlas itu segala sesuatu, segala daya dan upaya semua dikerahkan untuk jihad fi sbilillah (dalam semua aspek kehidupan). Berarti mujahadah itu wajib? Beraaat...

all about Trima Kasih

22 Des 2007

ALL ABOUT TERIMA KASIH

Ssstt!! Jangan bilang ”Aku gak butuh rasa terima kasihmu!”

Kita tahu bahwa dunia ini sangat luas. Berbagai macam orang hidup menggenggam berbagai harapan. Banyak hal yang terlihat saling berhubungan. Pakaian, alat dan makanan juga dibuat oleh berbagai orang. Tumbuhan, hewan, tanah, air dan cahaya juga ikut menolong kita. Kita adalah bagian dari semua itu.
Manusia hidup karena ingin berguna untuk sesuatu. Kita ingin berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Berjuang untuk menghidupkan diri sendiri dan untuk semua yang hidup di dunia ini.
Dan, begitu tahu bahwa kita berguna ... anehnya, kita merasakan kekuatan untuk hidup. Karenanya, menerima terima kasihpun bisa memberikan kekuatan hidup pada diri sendiri, juga orang lain. Dengan berterima kasih berarti kita telah memberi harapan hidup. Sebab itulah yang bisa kita lakukan.
Karena perkataan adalah sebagian dari do’a, maka dengan berterima kasih berarti kita telah berdoa. Sebaik-baik doa adalah bersyukur. Doa adalah salah satu ungkapan terima kasih (rasa syukur) kita kepada Tuhan atas limpahan rahmad yang Dia berikan sehingga kita bisa berusaha semaksimal mungkin.
Walau kau hidup dan berjuang tanpa pamrih karena perjuanganmu merupakan wujud aplikasi dari rasa syukurmu pada Tuhan. Namun, bukan berarti dirimu berhak untuk menolak ”terima kasih” orang lain kepadamu. Karena hal itu tak hanya akan membunuh harapan orang lain tapi juga harapanmu sendiri.
Bila hanya itu yang bisa dia lakukan, apa salahnya dia katakan?
Apa ruginya jika kita saling membantu walau hanya dengan mengucap dan menerima ”terima kasih”! Toh kita juga gak rugi ! ”Terima kasih!” bukanlah sekedar basa-basi!

DO’A

Apa itu do’a?
Do’a adalah ungkapan rasa syukur (terima kasih) kita kepada Allah, karena dengan limpahan rahmatnyalah kita bisa berusaha semaksimal mungkin. So, usaha maksimal dulu! Baru berdo’a!
Dalam doa terdapat suatu kekuatan yang amat sangat hebatnya sehingga bisa menembus dimensi ruang dan waktu. Karena itu, kita harus berhati-hati dalam berdo’a. sebab (al-kalamu nisfu do’a) perkataan adalah sebagian dari do’a, kita hendaknya juga menjaga apa yang kita ucapkan. Dalam berdoa, tak perlu kita minta macam-macam! Karena Allah tau yang kita butuhkan, cukup ”slamet dunia – akhirat dan maghfiroh”
Kita tak tau apa yang Allah rencanakan untuk kita. Jika kita minta macem-macem, itu namanya su’udzon alias berprasangka buruk pada Allah. Padahal Allah selalu memberi yang terbaik untuk kita, bukan apa yang kita inginkan. Karena seringkali kita terlalu memaksakan kehendak. Padahal belum tentu apa yang kita inginkan itu adalah yang terbaik buat diri kita.
Bukankah Abah sering berkata ”Apa yang terima hari ini adalah yang terbaik dari Allah untuk kita saat ini!”

Sebaik – baiknya do’a adalah ”Alhamdulillah” (Sgala puji bagi Allah). Hamdalah adalah wujud terima kasih dalam bentuk ucapan. Apa aplikasi rasa ”Matur Nuwun” – mu?

all about love

Aphrodite

About Love
10 April 2008
Kamis

I don’t know what’s the meaning of love
But.. I want to make My self understand
Because I’m Aphrodite. The Goodess of Love
Love always stay in my hearth. How I don’t know that?

Kata Abah :
Cinta adalah bagaimana orang yang kita cintai bahagia atau baik.
Cinta atau kasih sayang adalah berkorban. Namun, sebenarnya bukan berkorban, tapi karena ”tanggung jawab” atau konsekwensi lugas sebagai aktualisasi dari rasa memiliki. Sehingga timbul keinginan ”Bagaimana kita selalu berbuat baik?”
So, mencintai – tanggung jawab – dan rasa kepemilikan (handarbeni) adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Dulu, ku hanya mengenal tanggung jawab sebagai suatu ”kewajiban” saja.
Kehilangan demi kehilangan membuatku takut tuk memiliki atau mengikatkan hatiku pada apapun yang ku cintai tanpa aku mengenal bahwa itu adalah CINTA.
Terlupa aku bahwa kewajiban bukanlah kewajiban atau beban, melainkan kewajiban adalah suatu kesempatan. Suatu kehormatan bagi kita untuk melakukan suatu kemuliaan dengan berbesar hati – bahagia – ikhlas.
Suhu berkali-kali menyuruhku tuk ”ngaji” pada diriku sendiri. Namun, ku tak jua mengerti menapa? Dan apa? Yang harus ku kaji ...
”Mengapa?” mungkin karena diriku telah terlatih dengan cinta. Ku mencintai tanpa berani memiliki tanpa ku tahu bahwa itu cinta. Bahkan ku selalu mengingkarinya.
”Apa?” ilmu yang tlah ada pada diriku namun tak pernah ku sadari. Bahkan aku masa bodoh dengan diriku sendiri dan tak pernah menghargainya. Tak pernah ”memiliki” diriku sendiri. Tak pernah mencoba tuk ”melindungi” apa yang sebenarnya ku ”miliki”. Kebodohanku membuatku acuhkan semua itu.
Selama ini, ku berkelana mencari arti cinta. Hingga ke dasar neraka. Mencari sesuatu yang awalnya ku pikir tlah hilang (sirna) dari hatiku.
Jadi, selama ini aku bisa memiliki “rasa tanggung jawab” itu karena cinta??? Sayangnya, dulu aku menganggapnya sebagai “beban”. Hingga ku tak bisa menikmatinya sebagai suatu “kesempatan” untuk merasakan kebahagiaan dan keikhlasan.
Thank’s a lot Suhu! Kau tlah mengigatkanku bahwa selama ini Abah tlah melatihku dengan cinta – mahabbah – kasih sayang.